komunikasi produktif itu sesuatu....

Bismillah....

Alhamdulillah, setelah 10 hari menuliskan pernak pernik kejadian tentang komunikasi produktif baik itu antar saya dan anak2, antar sesama anak2 saya, antar saya dan suami, saya dan ibunda, saya dan komunitas sungguh rasanya masih sering saya jatuh pada komunikasi yang tidak produktif, marah, atau pun mengomel kembali. Astaghfirullah... tapi, sedikit banyak, saya merasakan ada perubahan terhadap pola komunikasi saya dengan anak2, suami, ibunda dan komunitas. memang, awalnya jujur saya sedikit memaksakan diri untuk melakukan komunikasi yang produktif dengan mereka. 

contohnya, ketika si kakak mulai merengek dan bertingkah tidak seperti yang saya harapkan, dulu saya pasti langsung marah dan sulit mengendalikan emosi alhasil si kakak tambah menjadi2, Alhamdulillah, sejak saya sedikit mau memaksakan diri untuk tenang, merendahkan tubuh sejajar dengannya dan berkata dengan tenang, "kakak mau apa bicara dengan baik, ummah tidak mengerti kalau dengan menangis.." si kakak menghentikan tangisnya lalu mulai berkata2 apa yang dia inginkan. 

begitu pula dg suami, biasanya bila sedang tidak menyukai sesuatu beliau diam, karena saya tahu beliau sedang marah dg mendiamkan saya biasanya sy ikut diam atau malah marah2 ke anak, Astaghfirullah... nah, Alhamdulillah, saya mulai mencoba memaksakan diri untuk menurunkan ego. saat suami diam, saya bertanya pelan2, "Abba marah sama ummah ya? maaf kalau ummah ada salah, tapi, tolong kasih tahu salah ummah dimana agar bisa diperbaiki.." dan Alhamdulillah, suami mau bicara dan saya merasa lebih lega karena tahu dimana saya salah dan harus memperbaiki diri..

nah, yang paling saya rasa agak berat adalah memaksakan diri untuk berkomunikasi aktif dalam komunitas. karena saya orang yang cenderung lebih suka berinteraksi dengan sedikit orang dan sering merasa malu atau tidak percaya diri berbicara di depan umum. sejak mengikuti matrikulasi institut ibu profesional saya mulai memberanikan membuka diri, memaksakan diri mengambil peran dan melaksanakan tanggung jawab, menjalankan rumah belajar dan mengajak komunitas untuk sharing, Alhamdulillah.. saya mulai bisa, terbiasa bahkan menyukainya... 

sebagai manusia yg banyak kekurangan tentu saja masih banyak kesalahan yg saya perbuat, akan tetapi, paling tidak saya mau belajar dan ingin terus menjadi lebih baik lagi, in syaa Allah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MPASI usia 6 bln (2 minggu pertama tahap pengenalan)

Panduan MPASI Anak Menurut WHO