Menumbuhkan Fitrah Belajar Anak

Setiap anak dilahirkan dengan fitrah belajar, hanya masalahnya adalah belajar tersebut dilakuka dg suka/senang hati atau tidak. bila suatu materi/pelajaran dilakukan dg senang hati sesulit apapun akan terasa ringan, begitu pula sebaliknya semudah apapun suatu materi bila dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat. nah... kesimpulannya adalah suka atau tidaknya kita terhadap suatu bahan/materi tidak bergantung dari berat ringannya materi tersebut tetapi lebih kepada sebuah rasa. maka membuat BISA itu mudah tetapi membuat SUKA itu penuh tantangan.

Sebagai seorang ibu yang telah memiliki 2 putri, harapan dan doa saya besar kepada mereka menjadi anak2 dengan fitrah belajarnya tumbuh dengan baik, karena bila fitrah belajar itu tumbuh dengan baik in syaa Allah dikemudian hari mereka akan menjadi insan2 yang haus akan ilmu, bukan menjadi insan2 yang merasa terpaksa belajar. fitrah belajar ibarat benih yg sudah diciptakan Allah Azza wa Jalla kepada setiap anak Adam yang lahir ke dunia, akan tetapi kita sebagai orang tua, lingkungan terdekat merekalah yang berkewajiban menyirami dan memupuk benih tersebut menjadi sebuah pohon besar yang memiliki akar2 keinginan belajar yang kokoh dan kuat sehingga kelak mereka dapat tumbuh sendiri mencari tanpa kita perlu siram dan pupuk lagi. 

Akar pertama yang harus kita tanamkan paling kuat tentu saja adalah fitrah belajar tentang keimanan, jika iman mereka kuat dan kokoh, in syaa Allah kelak mereka akan menjadi orang yg berprinsip dan tidak mudah terikut arus zaman. Bukan hal yang gampang memang, tapi, saya yakin kita sebagai orang tualah yang paling memahami apa keinginan, kebisaan, kebiasaan dan kesukaan mereka.

Seperti yang dikatan ibu Septi Peni Wulandari bahwa tugas kita adalah meninggikan gunung bukan meratakan lembah, terus fokus pada apa yang mereka sukai dan minati sehingga mereka dapat menjadi anak2 yang ahli di bidangnya. sebagai orang tua, peran saya akan berubah sesuai dengan usia mereka:
- sebagai pemandu saat mereka di usia 0-8 th
- sebagai teman saat mereka di usia 9-16 th
- sebagai sahabat ketika mereka berusia diatas 16 th 
- dan, sebagai tetangga yang baik saat mereka kelak telah menikah

Berhubung kedua buah hati saya sekarang masih berusia balita maka saya berperan sebagai pemandu untuk saat ini. saya berusaha mengikuti forum2 pembelajaran parenting islami baik di dunia nyata maupun maya, sebagai bekal dalam menjalankan peran saya sekarang. kembali, saya tetap akan fokus awal menggali ilmu sabar. karena kunci dari mendidik anak adalah sabar. sebanyak apapun ilmu parenting yang saya punya, saya baca dan saya ikuti akan sia2 jika saya tidak sabar dalam pelaksaannya terhadap anak2. Alhamdulillah, sudah 5 pekan ini saya merasakan saya banyak bersabar terhadap tingkah laku anak2, kadang ketika saya mulai emosi, maka saya akan mundur sejenak, menyendiri sejenak, kalau sangat marah saya akan meninggalkan sejenak anak2 untuk sholat atau minimal saya berwudhu dulu. ketika sudah tenang baru saya kembali menghadapi anak2. bukan hal yg gampang bagi orang dengan tipe meledak2 dan aktif seperti saya. tapi, Alhamdulillah, atas nikmat dan petunjuk Allah lah semua yang saya tuliskan mulai bisa saya lakukan pelan2. 

Setelah memiliki 2 anak, saya baru sadar bahwa setiap anak lahir dg membawa sifat masing2, mengurus bayi anak pertama dan kedua, sangat berbeda. Si sulung 3 th anak yang sangat aktif, tipe pembelajar yg kinestetik, agak manja, tapi lumayan penurut bila diberitahu atau dialihkan thd sesuatu gampang di arahkan. Si adik 8 bulan walau masih bayi tapi sudah tampak tipe yg memiliki keinginan yg kuat, bila hendak mengambil sesuatu lalu kita alihkan maka ia akan berteriak atau menangis, sulit percaya pada orang asing, tetapi anaknya lebih mandiri dan banyak senyum.

Fitrah yang ingin dikembangkan di usia 0-7 tahun
 
Fitrah Keimanan:
- membangkitkan kesadaran Allah Subhanahu wa ta'ala sebagai Rabb (kholiqan, Roziqon, Malikan)
dengan cara:
  • Keteladanan sebagai orang tua mengusahakan anak berada di dekat kita dan melihat saat orang tua beribadah, sedekah, mengaji, dan kegiatan fitrah keimanan lainnya
  • membacakan atau menceritakan kisah2 Nabi dan Rasul sesuai dengan rujukan yang shahih
  • membangun kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla bahwa Allah Maha Pemberi, Pengasih, Penyayang
  • mengkaitkan setiap hal yang terjadi, setiap apa yang dilihat, semua adalah kehendak Allah Azza wa Jalla dan CiptaanNya
Fitrah Belajar:
membangkitkan logika dasar dan nalar melalui:
  • Bahasa ibu, bahasa kasih sayang dan cinta kepada anak2
  • belajar bersama alam: membuat waktu untuk mengeksplorasi alam dengan mentadabburi ciptaanNya seperti ke laut atau gunung, melihat dan menyayangi hewan2 di sekitar lingkungan atau bila ke tempat khusus seperti kebun binatang, belajar menghargai makhluk Allah Azza wa Jalla yang lain dengan cara memberi minum burung, memberi makan kucing liar, dll.
  • belajar bersama kehidupan: mengajak anak2 ke lingkungan dan berbaur seperti ke pasar, ke perpustakaan, ke bandara, dll. belajar menghargai setiap profesi dan individu yang ditemui.
  • membangun imaji positif tentang alam, kehidupan dan belajar dengan cara mengaitkan keindahan alam yang merupakan ciptaan Allah, mengambil manfaat dari setiap profesi atau individu yang ditemui misal dengan menghargai adanya profesi tukang sayur keluarga jadi dapat mengolah makanan yang sehat dan bergizi, mencari cara belajar yang menyenangkan untuk anak. terutama Si Sulung yang sudah berusia 3 tahun telah tampak kegemarannya terhadap kereta appi atau pesawat maka hampir setiap kegiatan belajar dihubungkan dengan kereta atau pesawat, misal keretanya membawa kertas2 bertuliskan angka2 atau huruf.
  • experiental learning: membuatkan Aisyah kegiatan2 menarik di rumah dengan eksperimen sederhana seperti membuat permainan yang mengandung unsur pembelajaran atau sains.
Fitrah Bakat:
menyadari bahwa setiap anak itu unik, membangkitkan kesadaran bakat lewat aktivitas dan wawasan dengan cara:
  • membuat kurikulum homeschooling untuk Aisyah 3 th sesuai fitrah2 diatas dan fitrah bakatnya
  • Aisyah sangat senang dengan kegiatan hands on learning, maka saya akan lebih banyak memberikannya kesempatan belajar dalam membantu kegiatan sederhana sehari2 seperti memasak, membersihkan rumah
  • Aisyah tipe pembelajar kinestetik yang sangat aktif, maka tugas kami sebagai orang tua adalah memfasilitasi kegemarannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MPASI usia 6 bln (2 minggu pertama tahap pengenalan)

Panduan MPASI Anak Menurut WHO