Our Family Project 1 - Misi Menyelamatkan Keong

Bismillah...

Alhamdulillah, akhir pekan ini liburan kami dari Kota Makassar yang begitu indah, Ma syaa Allah, telah berakhir. dan kami sekeluarga harus kembali ke Kota Bontang. Senja hari terakhir di Makassar kami habiskan dengan berjalan2 santai di sekitar pantai Losari.

Di sore hari banyak sekali yang menjajakan dagangan disana. Mulai dari mainan anak2 hingga keong2 kecil yang cangkangnya sudah dihias dan dicat warna warni. Kebetulan si kakak belum pernah melihat keong. walaupun di kota kami sering main ke pantai, akan tetapi tampaknya populasi makhluk kecil ini sudah tidak sebanyak dulu.

Karena melihat warna warni dan gambar yang menarik dari cangkang keong akhirnya si kakak ingin membeli keong tersebut. hmmm... awalnya saya berfikir kasihan kalau keong tersebut sampai mati dibuat mainan oleh si kakak. nah, kebetulan malam sebelumnya saya mulai membaca2 tentang Family Project, aha.... akhirnya saya ada ide untuk membuat proyek keluarga.

Si kakak saya tantang untuk menjadi Penyelamat Keong dalam Misi Penyelamatan Keong. kami berdiskusi kecil dengan abbanya, saya meminta ijin untuk membolehkan kakak membeli 2 ekor keong akan tetapi harus dilepas bebaskan ketika kami sampai di Bontang. Alhamdulillah, abbanya setuju. dan dengan penjelasan singkat si kakak pun mengangguk, entah ia mengerti atau tidak. akan tetapi, saya berkata bahwa ketika sampai di Bontang maka si keong harus dilepaskan karena sedih mencari keluarganya dan tidak bisa cari makan bila dikurung. Alhamdulillah, si kakak mengerti.

 
Mengapa kami pilih untuk melakukan misi pelepasan keong di Bontang tidak di Makassar saja? karena walaupun namanya 'pantai' tapi di pantai Losari sudah tidak ditemukan hamparan pasir karena telah direvitalisasi ditembok dan disemen. lagi pula biar ada tantangan dan rasa tanggung jawab dari si kakak untuk menjaga keong biisa tetap hidup selama perjalanan. Benarlah, sesampai kami di hotel tiba2 si kakak memasukkan beberapa butir nasi, untuk makan keong katanya. awalnya saya tertawa, apa bisa keong makan nasi, ternyata Ma syaa Allah saya lihat sendiri 2 ekor keong itu mengambil sebutir nasi dan menggerak2kan capit dan mulutnya, nyatanya keesokan harinya nasi di dalam wadah keong itu habis tak bersisa.

Saya lihat kakak senang sekali mengemban tanggung jawab sebagai Penyelamat Keong, sepanjang perjalanan kami ke bandara Sultan Hasanuddin yang berjarak kurang lebih 1 jam dari Makassar si kakak terus memegangi tempat keongnya. Nah, sesampainya di Bandara hal yang tidak saya duga sebelumnya terjadi. karena kakak selalu menenteng2 keongnya ketika kami melewati pemeriksaan bagasi pertama langsung ditanya apakah keong hidup, saya jawab iya... maka, tidak diloloskanlah si keong untuk dibawa. Alhasil tangis si kakak pun pecah ketika rumah keongnya diambil oleh petugas bandara.

Akhirnya saya bingung membujuknya padahal abbanya sibuk membawa barang2 koper kami. tidak mungkin saya menggendong kedua putri saya karena si kakak benar2 tidak mau beranjak dari tempat pemeriksaan sambil menunjuk keongnya. Hmm... tampaknya sekarang penyelamat keong butuh bantuan, baiklah disini saya ambil alih sementara misi Penyelamatan Keong sementara si Jendral Penyelamat Keongnya sedang menangis, hahaha...

Saya lalu membujuk salah seorang petugas yang wanita karena saya berharap beliau merasakan juga apa yang saya rasakan sebagai ibu, akhirnya kami membuat kesepakatan bahwa si keong boleh dibawa tapi dimasukkan ke bagasi tidak boleh ditenteng. Subhanallah, si kakak berhenti menangis akan tetapi, yang ada dipikiran saya adalah selamatkah keong di dalam bagasi yang pasti koper2 itu akan dilempar dan ditindih dengan koper yang lain. Bismillahi tawakkaltu 'alaAllah Laa hawla wa laa quwwata illa billah... hanya doa itu yang bisa saya ucapkan, semoga Allah menjaga ke2 keong itu karena kami tidak ada niat untuk menyakiti ke2 makhluk Allah itu.





Dan, Ma syaa Allah Alhamdulillah, sesampainya kami di Bontang kedua keong itu masih hidup tanpa cacat sedikit pun. walaupun rumah2an yang terbuat dari plastik penyok disana sini. saya lihat ke2nya masih lincah bergerak kesana kemari dengan capitnya. keesokan harinya, pagi2 kami langsung menuju pantai di Bontang untuk menyelesaikan misi menyelamatkan keong. 

Tanpa saya duga si kakak begitu semangat, kasian si keong cari ibunya, katanya. padahal kalau memang benar pastilah ibunya keong di Makassar ya, bukan di Bontang, hehehe... yang penting ternyata ia paham bahwa keong harus dilepaskan ke pantai. setelah menetapkan di pantai mana kami akan melepaskan si keong, si kakak dengan sigap membawa rumah2an keongnya masuk ke dalam mobil dan kami menuju pantai.




Sesampai kami di pantai, si kakak sendiri yang mengambil keong2 dari rumah2annya, menaruhnya dipinggir pantai dan melihatnya berjalan ke tepi pantai, dadah keong2 manis baik2 hidup di pantai ya... Alhamdulillah, Misi Penyelamatan Keong telah berhasil dilaksanakan kakak sebagai Jendral Penyelamat Keong. Mudah2an si keong bisa hidup dengan baik di pantai, di alam bebas.

Banyak sekali yang kakak pelajari dalam Misi Menyelematkan Keong ini, kakak belajar bertanggung jawab akan amanah yang diberikan kepadanya sebagai Jendral Penyelamat Keong, dia juga belajar bahwa mahkluk Allah salah satunya keong lebih suka hidup di alam bebas dari pada dikurung. untuk mengatasi masalah yang muncul mungkin kakak masih terlalu kecil, makanya hanya bisa menangis, akan tetapi disitulah perlunya team work dari kami orang tuanya untuk mendukungnya dalam proyek kali ini. Alhamdulillah...

#TantanganHari1
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MPASI usia 6 bln (2 minggu pertama tahap pengenalan)

Panduan MPASI Anak Menurut WHO