Hari ini, saya KALAH...
Bismillah...
Sedih sekali, hari ini... ya, hari ini saya KALAH. hari ini saya gagal mengalahkan EGO saya dan akhirnya saya MARAH kepada si sulung Aisyah. padahal masalah yang terjadi sepele, memang sejak dulu Aisyah sulit makan, selalu lama dan di emut. setiap makan adalah kegiatan yang menguras emosi jiwa dan raga (halah, lebay...) akan tetapi, sudah beberapa bulan terakhir ini saya mulai bisa mengontrol kegiatan ngomel-ngomel saya saat makan. mulai bisa berdamai dan lebih sabar.
Yah... namanya juga manusia, kadang ada saat kondisi emosi tidak stabil mungkin sedang lelah, akhirnya keluar lagi jurus marah itu, padahal saya tahu itu tidak akan menyelesaikan masalah... Alhamdulillah, suami datang dan menenangkan. saya diminta diam dan menjauh sementara Aisyah dihandle dulu oleh ayahnya.
Saya pun masuk kamar dan mengurai jerat2 setan kemarahan itu dengan bermain bersama si kecil. Di dalam kamar, saya berfikir dan banyak bersyukur, Alhamdulillah, suami saya nampaknya sudah mulai bisa dan tahu cara mengatasi ketika saya sedang bersitegang dengan anak saya. Saya jadi merasa malu sendiri, selama ini saya yang lebih sering mencari dan membaca tentang parenting, tentang ilmu komunikasi produktif dan perkembangan anak. tapi, saya lihat justru suami saya lah yang sekarang banyak perubahan dalam menangani permasalahan2 di dalam rumah.
Akhirnya, saya pun mulai tenang dan kembali bisa berfikir jernih. saya pun keluar kamar, meminta maaf kepada si kakak dan memeluknya, dia pun berkata 'kakak, sayang ummah' sambil mencium pipi saya dengan masih ada bulir air mata di sudut matanya. Ya Rabb... Maafkan saya... Anakku, maafkan ummah yang tadi sempat marah kepadamu, akhirnya kupangku dia sambil pelan2 saya bujuk dan suapi, Alhamdulillah, tidak terasa nasi semangkuk habis hanya dalam waktu 15 menit saja yang biasanya bisa dihabiskan dlm waktu 1 jam lebih.
Ah... ternyata emosi itu memang tiada guna. komunikasi pun menjadi tidak berjalan baik di saat marah. akan tetapi, saya pun mengakui bahwa saya hanyalah manusia yang tidak sempurna dan ibu dari seorang anak manusia yang juga jauh dari sempurna. mungkin, cerita ini akan berulang, akan tetapi, sekarang saya bersyukur karena seringnya berakhir dengan permintaan maaf dan pelukan sayang bukan berakhir pada kemarahan tak berujung seperti dulu. maafkan ummah ya, kakak Aisyah sayang....
dina ummu aisyma
Bontang, 27 rabiul akhir 1438 H / 26 januari 2017
#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip
Komentar
Posting Komentar