Menulis Lembaran Buku Kehidupan

Dalam menjalani kehidupan ini, setiap orang memiliki fitrah menjadi pembelajar. Belajar adalah fitrah, maka ketika Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam diangkat menjadi Rasul perintah pertamanya adalah  IQRA', yaitu membaca, dimana membaca adalah salah satu proses tahapan dalam belajar. Dan Al Qur'an sebagai Kitab pun dijaga Allah Subhanahu wa Ta'ala hingga kini yang artinya fitrah setiap jiwa adalah belajar. 

Sejatinya kita senantiasa selalu belajar dari sejak lahir hingga napas penghabisan kelak. Dalam proses kehidupan pastilah ada kesalahan disitulah proses pembelajaran terus berlangsung. ibarat roda untuk tetap berputar terkadang ada di posisi bawah dan terkadang di atas. jangan pernah putus asa dan sedih apabila melakukan kesalahan, bangkitlah dan perbaiki diri, niscaya hidup akan seperti roda yang terus berputar dan berjalan maju ke depan. Jika saat berada di bawah, saat melakukan kesalahan dan kekurangan kita putus asa dan tidak mau memperbaiki diri maka yang ada adalah ibarat roda yang tidak bergerak maju, diam di tempat.

Lembaran2 kehidupan ada untuk kita senantiasa terus belajar. lembaran masa lalu terkadang harus kita buka bukan untuk mengorek luka yang pernah terjadi, atau mencari kesalahan2 yang pernah kita lakukan, tetapi untuk belajar agar kelak tidak terjatuh dalam kesalahan yang sama, belajar untuk memperbaiki diri dan menyusun strategi serta rencana masa depan yang lebih baik, in syaa Allah....

Saya ingin tetap terus mempelajari ilmu sabar karena inti dari belajar adalah sabar. ketika kita tidak sabar dalam belajar maka akan gagal, ketika kita tidak sabar dalam mengamalkan maka akan sia2. Melihat kembali apa yang telah saya lakukan sejak belajar di institut ibu profesional, Alhamdulillah, secara garis besar saya banyak bersyukur. masih banyak kekurangan memang, masih menata dan terus ingin belajar memperbaiki diri, tetapi, hal yang paling penting saya dan keluarga paling rasakan dampaknya adalah saya menjadi lebih sabar dalam menghadapi anak2 dan masalah dalam rumah tangga.

Saya merasa lebih fokus dan terstruktur dalam mendampingi anak2 saya yang sedang melalui masa2 Golden Age mereka. yang terpenting, saya tutup telinga dari perkataan orang terhadap kita dan keluarga kita, karena saya yakin setiap individu adalah istimewa, saya, suami saya begitu pula anak2 saya. kesuksesan di mata orang lain belum tentu nilai kesuksesan di mata kita atau keluarga kita, karena setiap keluarga memiliki visi dan misi yang berbeda dalam kehidupan. kesamaan visi dan misi pun tetap bisa menghasilkan perbedaan karena setiap individu yang menjalaninya adalah unik dan istimewa.

Melihat list to do yang telah saya buat  di sini bagai membuka lembaran awal kembali saya belajar. masih banyak kekurangan dan kesalahan. salah satu point penting kekurangannya adalah kurang disiplinnya saya dalam menjalankan list to do tersebut. seringnya banyak list harian terutama yang terlewati karena terkadang di masa sekarang saya memiliki bayi dan anak balita yang sering tidak bisa diduga aktifnya, berakhir dengan lalainya saya terhadap 1 atau 2 list harian yang sebaiknya saya lakukan. 

Setelah membuka lembaran lama, sekarang saya ingin menetapkan visi dan misi yang ingin saya jalankan di lembar kehidupan saya berikutnya. dalam menjalankan kehidupan, sebagai seorang muslim, utamanya misi kehidupan saya adalah membangun dan membawa keluarga saya, in syaa Allah, ke rumah yang hakiki di surga-Nya, aamiin... untuk itu, saya memutuskan untuk fokus dalam mendidik anak dari rumah, tapi bukan berati saya mengesampingkan peran saya di masyarakat. 

karena dasar pendidikan saya adalah kesehatan, maka saya tetap ingin mendedikasikan diri saya di masyarakat dengan mengisi kegiatan seminar atau sharing ilmu kesehatan terutama tentang ASI kepada masyarakat. saya ingin berperan menjadi seorang konselor ASI. karena ASI adalah anugrah yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada ibu untuk anaknya. saya ingin mendukung dan membantu ibu2 yang mengalami kesulitan dan masalah dalam memberikan ASI kepada buah hati tercintanya.

Untuk bisa menjalani peran tersebut, ada banyak hal yang harus saya pelajari, diantaranya adalah:
1. Ilmu Agama yang sesuai Al Qur'an dan As sunnah
2. Ilmu pengasuhan, pendidikan dan memahami karakter unik setiap anak
3. Ilmu tentang mengelola rumah tangga
4. Ilmu komunikasi efektif
5. Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

Beberapa hal yang harus saya pelajari mungkin sudah berjalan, namun sebagian akan saya mulai sekarang di usia saya 31 tahun sebagai KM0 bagi perjalanan pembelajaran saya.

KM0-KM~ : mempelajari ilmu Agama yang sesuai Al Qur'an dan As sunnah hingga akhir hayat.
KM0-KM~ : mempelajari ilmu pengasuhan, pendidikan dan memahami karakter unik setiap anak sepanjang saya hidup sebagai orang tua
KM0-KM1 : mempelajari ilmu tentang mengelola rumah tangga
KM1-KM2 : mempelajari ilmu komunikasi efektif
KM2-KM3 : mempelajari ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

Sehingga di tahun ketiga dari KM0 yang saya tetapkan, in syaa Allah, saya telah dapat mewujudkan membangun sebuah tempat untuk berbagi ilmu kepada masyarakat lingkungan sekitar saya dengan rumah edukasi masyarakat serta dapat menjadi istri dan ibu yang lebih baik untuk keluarga saya. Untuk itu, yang terpenting adalah, walaupun dimulai dengan hal yang kecil kuncinya adalah lakukan dengan istiqomah....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MPASI usia 6 bln (2 minggu pertama tahap pengenalan)

Panduan MPASI Anak Menurut WHO