Bercermin jgn hanya pada diri sendiri
Bismillah..
Suatu pagi ketika sy sedang duduk menunggu antrian
mcu di RS, terdengar 3 orang ibu sedang ngobrol seru. Nggak maksud
nguping tp krn duduk sy jaraknya dekat jd terdengar pembicaraan mereka.
Seorang ibu berdiri menggendong cucunya yg sedang rewel sambil
diayun2kan. Salah satu ibu menyeletuk, " harus diayun2kan begitu kah.
Repotnya... anak2ku dulu kl nangis ngantuk, kubiarkan saja dalam boks
lama2 tidur sendiri. Jangan dibiasakan digendong begitu bau tangan
nanti. Biar sj nangis kl capek dia tidur
sendiri." Si ibu yg menggendong cucunya pun berkata, "dia biasa pk
ayunan jd kl diluar rumah harus diayun begini."
Lalu si ibu menyeletuk lagi, " ya itulah repotnya, anak kerja jd nenek
capek jaga cucu, kalau aku mana mau lah. Urus anak sendiri2." Si nenek
yg menggendong cucu hanya senyum kecut. Ibu yg di tengah yg sejak tadi
diam lalu menengahi, " ya namanya anak dan cucu bu. Ibu kan belum punya
cucu jd belum tau rasanya. Sy cucu jauh rasanya suka kangen,
kebahagiannya kl sdh tua begini ya cucu." Tampak si nenek tersenyum
simpul, senang dpt pembelaan.
"Biarlah repot sebentar, malah kl si cucu ini sdh 2 th kl bs sdh ada adiknya lg. Jd sekalian sj repotnya." Kt si nenek. Lalu, ibu yg di pojok mulai lg. " repotnya bu, kl saya anak jauh2 umurnya jd enak. Pas ada bayi kakaknya sdh besar bisa disuruh jaga bayi tolong ini tolong itu." Dan nampak si ibu yg duduk di tengah kembali menengahi, " anak kan rejeki, kt ga tau dikasihnya terima sj. Walau pk KB ada aj yg kebobolan kl sdh rejeki bisa saja. Anak kan rejeki bu."
Terkadang kita sering mendengar perdebatan spt ini. Masing2 merasa pandangan dan cara yg ia lakukan adl paling benar dan menyalahkan org lain. Teori parenting apapun yg kalian pakai silakan terapkan sendiri yg paling cocok utk keluarga masing2 karena belum tentu cocok utk orang lain. Ibarat pepatah lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.
Sy ingat perkataan salah seorang ustadz, bila kita suka warna biru jgn memaksakan biru utk orng lain yg mungkin suka merah atau ungu. Jangan pula menyalahkan atau mengatakan warna selain biru itu jelek, karena mgkn orang lain menyukai warna yg berbeda.
Maka dari itu, teman.. bagi yg suka "nyinyir" ingatlah setiap yg kalian tulis atau katakan semua akan dicatat dan kelak akan dipertanggung jawabkan di akhirat. Tahanlah lisan dan tulisan kalian dr menyakiti hati orang lain. Dan bagi yg di"nyinyirin" bersabarlah, belum tentu kalian salah, karena penilainya bukan manusia tetapi Rabb Yang Maha Tahu hati manusia...
#selfreminder
Jaga lisan dan tulisan
"Biarlah repot sebentar, malah kl si cucu ini sdh 2 th kl bs sdh ada adiknya lg. Jd sekalian sj repotnya." Kt si nenek. Lalu, ibu yg di pojok mulai lg. " repotnya bu, kl saya anak jauh2 umurnya jd enak. Pas ada bayi kakaknya sdh besar bisa disuruh jaga bayi tolong ini tolong itu." Dan nampak si ibu yg duduk di tengah kembali menengahi, " anak kan rejeki, kt ga tau dikasihnya terima sj. Walau pk KB ada aj yg kebobolan kl sdh rejeki bisa saja. Anak kan rejeki bu."
Terkadang kita sering mendengar perdebatan spt ini. Masing2 merasa pandangan dan cara yg ia lakukan adl paling benar dan menyalahkan org lain. Teori parenting apapun yg kalian pakai silakan terapkan sendiri yg paling cocok utk keluarga masing2 karena belum tentu cocok utk orang lain. Ibarat pepatah lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.
Sy ingat perkataan salah seorang ustadz, bila kita suka warna biru jgn memaksakan biru utk orng lain yg mungkin suka merah atau ungu. Jangan pula menyalahkan atau mengatakan warna selain biru itu jelek, karena mgkn orang lain menyukai warna yg berbeda.
Maka dari itu, teman.. bagi yg suka "nyinyir" ingatlah setiap yg kalian tulis atau katakan semua akan dicatat dan kelak akan dipertanggung jawabkan di akhirat. Tahanlah lisan dan tulisan kalian dr menyakiti hati orang lain. Dan bagi yg di"nyinyirin" bersabarlah, belum tentu kalian salah, karena penilainya bukan manusia tetapi Rabb Yang Maha Tahu hati manusia...
#selfreminder
Jaga lisan dan tulisan
Komentar
Posting Komentar