Learning by teaching day 5
Bismillah, sdh memasuki setengah grup melakukan presentasi, kali ini waktunya grup 5, five star... Berikut resumenya:
☘☘☘☘☘☘☘☘☘
*Resume QA Diskusi The Five Star*
*Peran Orang Tua Dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak*
1⃣ Mba Finny Hairani
Mbak2, sharing ttg bagaimana mengenalkan fungsi organ seksual doong.. 🙏
Jawab
Seperti pengenalan tentang hal lainnya, informasi yang kita berikan sebaiknya disesuaikan dengan umur anak ya, mba dan bahasanya pun disesuaikan.
Misalnya untuk balita, cukup dikenalkan Masing-masing organ seksualnya.
Sedangkan untuk anak usia sekolah, bisa dijelaskan lebih lengkap lagi...
🙏🙏🙏
Untuk lebih lengkapnya seperti ini ya mba Finny...
Langkah awal sebagai cara kenalkan organ reproduksi pada anak dengan melakukan hal-hal berikut :
1. Ajak si kecil mengenali bagian-bagian tubuhnya
Pendidikan seks awal ini bisa dimulai dengan mengenali diri sendiri, termasuk organ-organ vitalnya. Berikan pengertian pada si kecil, bahwa dia harus merawat, membersihkan, dan menjaga tubuhnya dengan baik. Sebab, tubuhnya merupakan karunia paling berharga dari Tuhan. Selain itu, jelaskan pula fungsi setiap bagian tubuhnya secara sederhana.
Dr. Inneke Limuria mengingatkan pula agar orangtua untuk menyebut nama organ genital sesuai dengan namanya, tanpa perlu menggantinya dengan sebutan lain. Konsultan kesehatan mental dan psikologi forensik anak dan dewasa ini menjelaskan, bahwa hal ini justru akan membuat anak 'terbiasa', hingga tak membuatnya penasaran secara berlebihan pada akhirnya. Anda dapat melakukan hal ini saat memandikan si kecil.
2. Tanamkan pentingnya menjaga tubuh.
Berikan pengertian kepada si kecil dengan bahasa yang sederhana, bahwa organ genital tidak boleh dipertontonkan ataupun disentuh oleh orang lain, selain orangtuanya saat mandi atau dibersihkan. Beritahukan pula bahwa hanya mereka yang bisa menjaga tubuh mereka sendiri agar selalu sehat, bersih dan terjaga. Hal ini akan menanamkan pemikiran pada si kecil untuk tidak sembarangan percaya pada orang selain keluarga untuk memperlihatkan organ vitalnya.
3. Bangun kebiasaan positif
Cara yang ketiga adalah, Anda harus mengajari si kecil kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya positif, seperti tidak berganti baju di tempat umum atau terbuka dan tidak pipis di sembarang tempat. Jika Anda melihat si kecil memainkan alat kelaminnya, Anda tidak perlu seketika itu juga menyuruhnya berhenti melakukan hal tersebut. Faktanya, memainkan alat kelamin adalah fase normal dalam proses perkembangan diri si kecil, sehingga Anda tidak pelu terlalu panik. Sebaliknya, Anda harus menyikapi hal ini dengan tenang dan cobalah alihkan perhatiannya setiap kali dia bermain dengan organ vital. Lama kelamaan, si kecil tentunya akan lupa kebiasaan ini dengan sendirinya.
4. Biasakan anak berpakaian sesuai identitasnya
Dewasa ini, banyak orangtua yang justru lalai dalam memperhatikan cara berpakaian dan berdandan anak. Tidak jarang terlihat beberapa orangtua membiarkan anak perempuannya berambut cepak layaknya cowok, atau mendandani anak lelakinya dengan stylerambut panjang sebahu.Jika hal ini dibiarkan berlangsung dalam waktu lama, anak bisa-bisa mengalami kebingungan akan identitas seksualnya, lho!
Sebenarnya, tidak apa-apa jika Anda bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis gaya berbusana. Namun, tetap perhatikan norma dan batasan sopan santun penampilan sesuai jenis kelamin si kecil, ya. Kenalkan berbagai jenis busana, mana yang untuk anak perempuan dan mana yang untuk anak laki-laki. Hal ini akan bisa membuat mereka mengerti, perbedaan mendasar antara-gender. Hal ini penting untuk mendukung perilaku yang berdasar pada norma etika dan moral.
5. Jangan membuatnya malu dengan hal-hal yang tak sepantasnya.
Bunda, seingkali tingkah si kecil yang menggemaskan membuat kita ingin memamerkannya pada orang lain. Caranya bermacam-macam, mulai dari sebatas menceritakannya pada kerabat hingga memotretnya lalu mengunggah foto tersebut ke media sosial. Sebenarnya, mengunggah foto merupakan hal yang wajar. Hanya saja, perlu Anda sadari bahwa tentu ada foto-foto si kecil yang tidak pantas untuk dipublikasikan ke umum. Misalnya, foto saat anak mandi, foto saat telanjang, atau foto konyol saat anak tidur. Nah, dengan tidak memajang foto-foto tersebut di album sosial media, otomatis Anda juga membiasakannya untuk tidak memamerkan hal-hal yang tidak seharusnya dipamerkan. ✅
Mba finny Noor
Tapi di point 3 aq masih loading euy.. Jadi normal ya, anak memainkan alat kelaminnya..? Di umur brapa biasanya seperti itu?
Jawab
Titik poinnya yg sy tangkap di point 3, adalah sikap kita sbg ortu agar tdk panik ketika melihat anak kita memainkan kelaminnya. Ini juga bukan berarti membiarkannya terus begitu kan... Tetap ada proses pengalihan perhatian dan usaha memberi pemahaman ke anak agar tdk bermain itu lagi. Tapi ya itu tadi... Kita wajib tenang dan tdk panik
Ummi hajiroh
Ini masuk dalam psikoanalisis, pengenalan seksual dengan pendekatan psikoanalisis, ada oral, anal, dll #brb #caridetailnya
2⃣ mba Kishartati
tanya.... kalau anak perempuan yg tomboy gimana ya
Jawab
Menurut ust Harry Santosa, anak lelaki yang suplai “feminitas” dari ibu berlebihan sementara suplai maskulinitas dari ayah berkurangan, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitasnya yaitu menjadi “melambai” atau cenderung “homo” atau setidakmya kurang kejantanannya.
Anak perempuan yang berkekurangan suplai “feminitas”dari ibu, sementara berkelebihan dalam suplai “maskulinitas” dari ayah, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitas yaitu menjadi tomboy atau cenderung lesbi atau setidaknya kurang kelembutan seorang perempuan.
Setidaknya, kurangnya suplai ayah dan suplai ibu secara seimbang sesuai gendernya di masa anak sejak usia 0-14 tahun, akan berdampak buruk pada fitrah seksualitasnya ketika dewasa.
Dari sini, berarti tomboy itu termasuk penyimpangan fitrah seksualitas yg perlu segera dikembalikan kpd yg seharusnya.✅
3⃣ mba Caca
Bagaimana sikap kita menghadapi pubertas anak kita mba
Jawab
1.Berbagi tugas antara ayah dan bunda
Anak laki-laki akan merasa lebih nyaman saat bercerita tentang perubahan yang dialaminya kepada sang ayah, terutama yang terkait dengan hal sensitif seperti mengalami mimpi basah dan ereksi spontan. Begitu juga sebaliknya anak perempuan dengan ibunya.Maka dalam hal ini, kita agar mempersiapkan diri untuk menjadi pendengar dan penasehat yang baik terhadap anak dalam menghadapi perubahan ini, termasuk berbicara tentang hukum fiqih yang terkait dengan hal tersebut.
2.Menjadikan anak sebagai sahabat
Pada masa ini, pola pendidikan terhadap anak tidak lagi sama seperti saat mereka masih anak-anak. Seorang anak yang menuju fasa aqil baligh lebih senang diperlakukan sebagai sahabat dan dihargai ketimbang dididik dengan cara diperintah, didikte, dibentak dan dihukum. Oleh karenanya, dianjurkan untuk lebih banyak menyelami dunia mereka dan banyak berkomunikasi dengan sang anak agar bisa menciptakan situasi “persahabatan” yang menyenangkan dengan anak.
3.Lebih sabar dan bijak
Salah satu perubahan psikis yang terjadi pada anak usia puber adalah mengalami egosentris yang sangat tinggi. Dia merasa dirinya paling benar dan tidak ada orang yang bisa mengerti dirinya. Maka untuk menghadapi situasi ini, sebaiknya bersikap lebih sabar dan bijak agar perubahan ini tidak memicu pertengkaran dan konflik dengan sang anak.
4.Memberi kepercayaan dan tanggung jawab
Sejalan dengan keinginan ananda untuk lebih dihargai, ini menjadi waktu yang tepat untuk orang tua memberikan mereka kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar. Selain melatih mereka untuk kelak menjadi seorang pria dan wanita dewasa yang bertanggung jawab, hal ini juga membuat mereka merasa lebih dihargai dan tak lagi dianggap masih anak-anak.
5.Lakukan pengawasan yang proporsional.
sudah menjadi kewajiban kita untuk melakukan pengawasan secara proporsional tanpa membatasi pergaulan mereka.Pengawasan dapat kita lakukan dengan cara mengetahui dan mengenal siapa teman-teman anak kita, kemana mereka pergi, jam berapa harus pulang, juga memastikan bahwa aktivitas yang mereka lakukan bukanlah sesuatu yang negatif.
6.Kuatkan pendidikan agama.
Agama adalah pondasi penting dalam diri setiap insan. Maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menanamkan pendidikan agama terhadap anak-anak dan semakin memperkuat pondasi tersebut saat usia mereka menuju aqil baligh
7.Berdoa mohon perlindungan kepada Allah swt
Kita tidak mungkin mengawasi sang anak sepanjang waktu, juga tidak mungkin mengawasi apa yang mereka lakukan saat sedang tidak berada di sisi kita. Maka jalan terbaik yang harus kita lakukan adalah memohon perlindungan dan keselamatan atas anak-anak kita kepada Allah swt. Doa ibu untuk anaknya adalah doa yang mustajab dan mempunyai peran penting dalam perjalanan hidup sang buah hati. ✅
4⃣ mba Yani
👻 Haii...hai...five star 🌟🌟🌟🌟🌟
Salam kenal saiya Yani🤗
Mengenai feminitas dan maskulinitas ini yang seperti apa ya teman2...
Untuk usia pra latih dan pre aqil baligh
Apakah bisa diajarkan juga sedikit maskulinitas pada perempuan atau sebaliknya?
🤔 berapa persen idealnya?
Saya kok merasa jd emak maskulin🤭
Muka keibuan
Badan......🙈
Jawab
Salam kenal mba Yani,
Feminitas disini lebih pada sifat - sifar fitrah perempuam yang lemah lembut hatinya, berpenampilan feminim ( gaya rambut, gaya jalan, gaya berbicara ), keinginan hati yang feminim
Begitu juga sikap maskulin, kembali ke fitrah laki - laki adalah seorang yang kuat secara fisik, lebih gagah, lebih simpel dalam berpenampilan, keinginan hati yang maskulin.
Anak - anak perlu dikenalkan dan mereka akan belajar. Anak perempuan yang tangguh dan kuat tetapi hatinya lembut feminitas terjaga. Fisik bukan ukuran feminim atau maskulin.
Untuk prosentase kami belum menemukan terkait hal ini.✅
5⃣ mba Sukeng
Kan aku dan suami LDM
Sedangkan di sekitar aku tinggal tidak ada figur laki2 yg bisa aku dekatkan dengan nadia
Selain itu aku dan suami juga dulunya tidak punya gambaran figur ayah yg kuat(adanya peran yg tertukar)
apa yg harus kami lakukan untuk mengenalkan figur ayah ke nadia?
#maap yo agak sedikit curhat
Jawab :
Izin cerita, Saya pernah dapat tausiyah dari senior, perihal Ismail yang tetap menjadi soleh meskipun tanpa didikan ayahnya Ibrahim, ternyata karena bunda Hajar tetap menghadirkan sosok ayahnya Ibrahim melalui cerita2 nya kepada Ismail. Menghadirkan harapan2 ayahnya kepada Ismail.
Begitupun Nabi Musa yang mendapatkan Firaun ayah angkatnya dimasa kecil. Mendapat pendidikan oleh istri Firaun Asiyah dengan baik.
Rosulullah mendapatkan pendidikan dari keluarga Halimatusyadiyah ibu susunya dengan baik.
Jadi meskipun tanpa ayah menurut beliau, seorang anak akan bisa tetap menjadi baik bila si ibu tetap menghadirkan sosok ayah dalam imajinasi anak meskipun tidak ada fisiknya. Jadi kehadiran peran ibu yang soleh itu lebih diutamakan. Wallahualam🙏✅
6⃣ mba Fiena
Cara menjelaskan ke anak usia 7 tahun mengenai organ vital dan justru memunculkan pertanyaan baru mengenai 'bagaimana lahirnya seorang anak dari organ perempuan Red: Ibu melahirkan' bagaimana mba agak ngejellimet juga nih cari bahasa yang pas nya 😅
Jawab
Mba Noni :
Buat saya pribadi menginformasikan kepada anak mengenai dari mana anak lahir harus di jawab dengan benar...
Sunatullahnya proses melahirkan dari lubang vagina kalaupun saat ini ada yang melalui proses caesar itu karna perkembangan ilmu kedokteran di bidang kandungan dan kecanggihan tekhnologi di dunia kedokteran...
Informasi mengenai pendidikan seksualitas manusia harus benar dan jelas dari proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran
Orangtua perlu juga menjelaskan aspek2 kesehatan, kejiwaan masyarakat ttg tingkah laku dan hubungan seksual...
Hasrat seksual bukan suatu hal yang buruk bagi manusia tapi sangat bermanfaat hanya saja oramgtua perlu seriua memberikan info dan bekal untuk anak2 agarbterhi dar dari peebuatan asusila... Kenapa ini penting karna ini mempersiapkan si anak pada pembentukan perkembangan kecenderumgan seksualnya sehingga anak berhasil MENJAGA DIRI dan keselamatan organ reproduksinya...
Penjelasan ini bukan hanya penting bagi anak yang sudah aqil baligh saja tapi juga pe timg sejak dini meski dengan fase2 tertentu menjelaskannya.
7⃣ mba Nares
Hai halo
Halo hai
👩⚖ saya nares salam kenal semuanya
Mba, nyambung pertanyaan saya kemarin, nah anak saya juga lagi di fase memperhatikan dan memainkan alat kelaminnya dan membandingkan dengan teman lain, termasuk lawan jenis.
Pertanyaan² kritis, seputar kemaluannya.
Sampai dibatas mana ya ortu menjelaskan?
Adakah porsi menjelaskan menurut rentang usia?
Fase anal itu sampai anak usia berapa ya?
Jawab
Bisa dmulai dari memperkenalkan kepada si kecil organ-organ intim miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek. Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh diperlihatkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orangtua, maka si anak harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orangtuanya.✅
☘☘☘☘☘☘☘☘☘
*Resume QA Diskusi The Five Star*
*Peran Orang Tua Dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak*
1⃣ Mba Finny Hairani
Mbak2, sharing ttg bagaimana mengenalkan fungsi organ seksual doong.. 🙏
Jawab
Seperti pengenalan tentang hal lainnya, informasi yang kita berikan sebaiknya disesuaikan dengan umur anak ya, mba dan bahasanya pun disesuaikan.
Misalnya untuk balita, cukup dikenalkan Masing-masing organ seksualnya.
Sedangkan untuk anak usia sekolah, bisa dijelaskan lebih lengkap lagi...
🙏🙏🙏
Untuk lebih lengkapnya seperti ini ya mba Finny...
Langkah awal sebagai cara kenalkan organ reproduksi pada anak dengan melakukan hal-hal berikut :
1. Ajak si kecil mengenali bagian-bagian tubuhnya
Pendidikan seks awal ini bisa dimulai dengan mengenali diri sendiri, termasuk organ-organ vitalnya. Berikan pengertian pada si kecil, bahwa dia harus merawat, membersihkan, dan menjaga tubuhnya dengan baik. Sebab, tubuhnya merupakan karunia paling berharga dari Tuhan. Selain itu, jelaskan pula fungsi setiap bagian tubuhnya secara sederhana.
Dr. Inneke Limuria mengingatkan pula agar orangtua untuk menyebut nama organ genital sesuai dengan namanya, tanpa perlu menggantinya dengan sebutan lain. Konsultan kesehatan mental dan psikologi forensik anak dan dewasa ini menjelaskan, bahwa hal ini justru akan membuat anak 'terbiasa', hingga tak membuatnya penasaran secara berlebihan pada akhirnya. Anda dapat melakukan hal ini saat memandikan si kecil.
2. Tanamkan pentingnya menjaga tubuh.
Berikan pengertian kepada si kecil dengan bahasa yang sederhana, bahwa organ genital tidak boleh dipertontonkan ataupun disentuh oleh orang lain, selain orangtuanya saat mandi atau dibersihkan. Beritahukan pula bahwa hanya mereka yang bisa menjaga tubuh mereka sendiri agar selalu sehat, bersih dan terjaga. Hal ini akan menanamkan pemikiran pada si kecil untuk tidak sembarangan percaya pada orang selain keluarga untuk memperlihatkan organ vitalnya.
3. Bangun kebiasaan positif
Cara yang ketiga adalah, Anda harus mengajari si kecil kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya positif, seperti tidak berganti baju di tempat umum atau terbuka dan tidak pipis di sembarang tempat. Jika Anda melihat si kecil memainkan alat kelaminnya, Anda tidak perlu seketika itu juga menyuruhnya berhenti melakukan hal tersebut. Faktanya, memainkan alat kelamin adalah fase normal dalam proses perkembangan diri si kecil, sehingga Anda tidak pelu terlalu panik. Sebaliknya, Anda harus menyikapi hal ini dengan tenang dan cobalah alihkan perhatiannya setiap kali dia bermain dengan organ vital. Lama kelamaan, si kecil tentunya akan lupa kebiasaan ini dengan sendirinya.
4. Biasakan anak berpakaian sesuai identitasnya
Dewasa ini, banyak orangtua yang justru lalai dalam memperhatikan cara berpakaian dan berdandan anak. Tidak jarang terlihat beberapa orangtua membiarkan anak perempuannya berambut cepak layaknya cowok, atau mendandani anak lelakinya dengan stylerambut panjang sebahu.Jika hal ini dibiarkan berlangsung dalam waktu lama, anak bisa-bisa mengalami kebingungan akan identitas seksualnya, lho!
Sebenarnya, tidak apa-apa jika Anda bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis gaya berbusana. Namun, tetap perhatikan norma dan batasan sopan santun penampilan sesuai jenis kelamin si kecil, ya. Kenalkan berbagai jenis busana, mana yang untuk anak perempuan dan mana yang untuk anak laki-laki. Hal ini akan bisa membuat mereka mengerti, perbedaan mendasar antara-gender. Hal ini penting untuk mendukung perilaku yang berdasar pada norma etika dan moral.
5. Jangan membuatnya malu dengan hal-hal yang tak sepantasnya.
Bunda, seingkali tingkah si kecil yang menggemaskan membuat kita ingin memamerkannya pada orang lain. Caranya bermacam-macam, mulai dari sebatas menceritakannya pada kerabat hingga memotretnya lalu mengunggah foto tersebut ke media sosial. Sebenarnya, mengunggah foto merupakan hal yang wajar. Hanya saja, perlu Anda sadari bahwa tentu ada foto-foto si kecil yang tidak pantas untuk dipublikasikan ke umum. Misalnya, foto saat anak mandi, foto saat telanjang, atau foto konyol saat anak tidur. Nah, dengan tidak memajang foto-foto tersebut di album sosial media, otomatis Anda juga membiasakannya untuk tidak memamerkan hal-hal yang tidak seharusnya dipamerkan. ✅
Mba finny Noor
Tapi di point 3 aq masih loading euy.. Jadi normal ya, anak memainkan alat kelaminnya..? Di umur brapa biasanya seperti itu?
Jawab
Titik poinnya yg sy tangkap di point 3, adalah sikap kita sbg ortu agar tdk panik ketika melihat anak kita memainkan kelaminnya. Ini juga bukan berarti membiarkannya terus begitu kan... Tetap ada proses pengalihan perhatian dan usaha memberi pemahaman ke anak agar tdk bermain itu lagi. Tapi ya itu tadi... Kita wajib tenang dan tdk panik
Ummi hajiroh
Ini masuk dalam psikoanalisis, pengenalan seksual dengan pendekatan psikoanalisis, ada oral, anal, dll #brb #caridetailnya
2⃣ mba Kishartati
tanya.... kalau anak perempuan yg tomboy gimana ya
Jawab
Menurut ust Harry Santosa, anak lelaki yang suplai “feminitas” dari ibu berlebihan sementara suplai maskulinitas dari ayah berkurangan, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitasnya yaitu menjadi “melambai” atau cenderung “homo” atau setidakmya kurang kejantanannya.
Anak perempuan yang berkekurangan suplai “feminitas”dari ibu, sementara berkelebihan dalam suplai “maskulinitas” dari ayah, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitas yaitu menjadi tomboy atau cenderung lesbi atau setidaknya kurang kelembutan seorang perempuan.
Setidaknya, kurangnya suplai ayah dan suplai ibu secara seimbang sesuai gendernya di masa anak sejak usia 0-14 tahun, akan berdampak buruk pada fitrah seksualitasnya ketika dewasa.
Dari sini, berarti tomboy itu termasuk penyimpangan fitrah seksualitas yg perlu segera dikembalikan kpd yg seharusnya.✅
3⃣ mba Caca
Bagaimana sikap kita menghadapi pubertas anak kita mba
Jawab
1.Berbagi tugas antara ayah dan bunda
Anak laki-laki akan merasa lebih nyaman saat bercerita tentang perubahan yang dialaminya kepada sang ayah, terutama yang terkait dengan hal sensitif seperti mengalami mimpi basah dan ereksi spontan. Begitu juga sebaliknya anak perempuan dengan ibunya.Maka dalam hal ini, kita agar mempersiapkan diri untuk menjadi pendengar dan penasehat yang baik terhadap anak dalam menghadapi perubahan ini, termasuk berbicara tentang hukum fiqih yang terkait dengan hal tersebut.
2.Menjadikan anak sebagai sahabat
Pada masa ini, pola pendidikan terhadap anak tidak lagi sama seperti saat mereka masih anak-anak. Seorang anak yang menuju fasa aqil baligh lebih senang diperlakukan sebagai sahabat dan dihargai ketimbang dididik dengan cara diperintah, didikte, dibentak dan dihukum. Oleh karenanya, dianjurkan untuk lebih banyak menyelami dunia mereka dan banyak berkomunikasi dengan sang anak agar bisa menciptakan situasi “persahabatan” yang menyenangkan dengan anak.
3.Lebih sabar dan bijak
Salah satu perubahan psikis yang terjadi pada anak usia puber adalah mengalami egosentris yang sangat tinggi. Dia merasa dirinya paling benar dan tidak ada orang yang bisa mengerti dirinya. Maka untuk menghadapi situasi ini, sebaiknya bersikap lebih sabar dan bijak agar perubahan ini tidak memicu pertengkaran dan konflik dengan sang anak.
4.Memberi kepercayaan dan tanggung jawab
Sejalan dengan keinginan ananda untuk lebih dihargai, ini menjadi waktu yang tepat untuk orang tua memberikan mereka kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar. Selain melatih mereka untuk kelak menjadi seorang pria dan wanita dewasa yang bertanggung jawab, hal ini juga membuat mereka merasa lebih dihargai dan tak lagi dianggap masih anak-anak.
5.Lakukan pengawasan yang proporsional.
sudah menjadi kewajiban kita untuk melakukan pengawasan secara proporsional tanpa membatasi pergaulan mereka.Pengawasan dapat kita lakukan dengan cara mengetahui dan mengenal siapa teman-teman anak kita, kemana mereka pergi, jam berapa harus pulang, juga memastikan bahwa aktivitas yang mereka lakukan bukanlah sesuatu yang negatif.
6.Kuatkan pendidikan agama.
Agama adalah pondasi penting dalam diri setiap insan. Maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menanamkan pendidikan agama terhadap anak-anak dan semakin memperkuat pondasi tersebut saat usia mereka menuju aqil baligh
7.Berdoa mohon perlindungan kepada Allah swt
Kita tidak mungkin mengawasi sang anak sepanjang waktu, juga tidak mungkin mengawasi apa yang mereka lakukan saat sedang tidak berada di sisi kita. Maka jalan terbaik yang harus kita lakukan adalah memohon perlindungan dan keselamatan atas anak-anak kita kepada Allah swt. Doa ibu untuk anaknya adalah doa yang mustajab dan mempunyai peran penting dalam perjalanan hidup sang buah hati. ✅
4⃣ mba Yani
👻 Haii...hai...five star 🌟🌟🌟🌟🌟
Salam kenal saiya Yani🤗
Mengenai feminitas dan maskulinitas ini yang seperti apa ya teman2...
Untuk usia pra latih dan pre aqil baligh
Apakah bisa diajarkan juga sedikit maskulinitas pada perempuan atau sebaliknya?
🤔 berapa persen idealnya?
Saya kok merasa jd emak maskulin🤭
Muka keibuan
Badan......🙈
Jawab
Salam kenal mba Yani,
Feminitas disini lebih pada sifat - sifar fitrah perempuam yang lemah lembut hatinya, berpenampilan feminim ( gaya rambut, gaya jalan, gaya berbicara ), keinginan hati yang feminim
Begitu juga sikap maskulin, kembali ke fitrah laki - laki adalah seorang yang kuat secara fisik, lebih gagah, lebih simpel dalam berpenampilan, keinginan hati yang maskulin.
Anak - anak perlu dikenalkan dan mereka akan belajar. Anak perempuan yang tangguh dan kuat tetapi hatinya lembut feminitas terjaga. Fisik bukan ukuran feminim atau maskulin.
Untuk prosentase kami belum menemukan terkait hal ini.✅
5⃣ mba Sukeng
Kan aku dan suami LDM
Sedangkan di sekitar aku tinggal tidak ada figur laki2 yg bisa aku dekatkan dengan nadia
Selain itu aku dan suami juga dulunya tidak punya gambaran figur ayah yg kuat(adanya peran yg tertukar)
apa yg harus kami lakukan untuk mengenalkan figur ayah ke nadia?
#maap yo agak sedikit curhat
Jawab :
Izin cerita, Saya pernah dapat tausiyah dari senior, perihal Ismail yang tetap menjadi soleh meskipun tanpa didikan ayahnya Ibrahim, ternyata karena bunda Hajar tetap menghadirkan sosok ayahnya Ibrahim melalui cerita2 nya kepada Ismail. Menghadirkan harapan2 ayahnya kepada Ismail.
Begitupun Nabi Musa yang mendapatkan Firaun ayah angkatnya dimasa kecil. Mendapat pendidikan oleh istri Firaun Asiyah dengan baik.
Rosulullah mendapatkan pendidikan dari keluarga Halimatusyadiyah ibu susunya dengan baik.
Jadi meskipun tanpa ayah menurut beliau, seorang anak akan bisa tetap menjadi baik bila si ibu tetap menghadirkan sosok ayah dalam imajinasi anak meskipun tidak ada fisiknya. Jadi kehadiran peran ibu yang soleh itu lebih diutamakan. Wallahualam🙏✅
6⃣ mba Fiena
Cara menjelaskan ke anak usia 7 tahun mengenai organ vital dan justru memunculkan pertanyaan baru mengenai 'bagaimana lahirnya seorang anak dari organ perempuan Red: Ibu melahirkan' bagaimana mba agak ngejellimet juga nih cari bahasa yang pas nya 😅
Jawab
Mba Noni :
Buat saya pribadi menginformasikan kepada anak mengenai dari mana anak lahir harus di jawab dengan benar...
Sunatullahnya proses melahirkan dari lubang vagina kalaupun saat ini ada yang melalui proses caesar itu karna perkembangan ilmu kedokteran di bidang kandungan dan kecanggihan tekhnologi di dunia kedokteran...
Informasi mengenai pendidikan seksualitas manusia harus benar dan jelas dari proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran
Orangtua perlu juga menjelaskan aspek2 kesehatan, kejiwaan masyarakat ttg tingkah laku dan hubungan seksual...
Hasrat seksual bukan suatu hal yang buruk bagi manusia tapi sangat bermanfaat hanya saja oramgtua perlu seriua memberikan info dan bekal untuk anak2 agarbterhi dar dari peebuatan asusila... Kenapa ini penting karna ini mempersiapkan si anak pada pembentukan perkembangan kecenderumgan seksualnya sehingga anak berhasil MENJAGA DIRI dan keselamatan organ reproduksinya...
Penjelasan ini bukan hanya penting bagi anak yang sudah aqil baligh saja tapi juga pe timg sejak dini meski dengan fase2 tertentu menjelaskannya.
7⃣ mba Nares
Hai halo
Halo hai
👩⚖ saya nares salam kenal semuanya
Mba, nyambung pertanyaan saya kemarin, nah anak saya juga lagi di fase memperhatikan dan memainkan alat kelaminnya dan membandingkan dengan teman lain, termasuk lawan jenis.
Pertanyaan² kritis, seputar kemaluannya.
Sampai dibatas mana ya ortu menjelaskan?
Adakah porsi menjelaskan menurut rentang usia?
Fase anal itu sampai anak usia berapa ya?
Jawab
Bisa dmulai dari memperkenalkan kepada si kecil organ-organ intim miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek. Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh diperlihatkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orangtua, maka si anak harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orangtuanya.✅
Komentar
Posting Komentar